Pages

Selasa, 25 Maret 2014

Tuhan Hanya Sejauh Doa

Seorang pemuda menderita sakit, yang menyiksa tubuhnya, ia tak' tahan merasakan sakitnya, ia mengeluh dan menangis sama Tuhan, "Bapa, Bapa, aku memerlukan-Mu, Sembuhkan sakit saya ini, aku tidak tahan Bapa, selalu dan selalu aku rasakan menyiksa tubuh ini, Apakah Engkau meninggalkan aku sendiri Bapa?".

"Hai, anakKu yang Ku kasihi, Aku disini selalu bersamamu".
Kita selalu mengeluh dan merintih.kepada Tuhan, Tuhan tidak kemana-mana, Ia selalu bersama mu melangkah kemanapun kita berada, Yesus selalu ada, hanya kita tidak memberi waktu sedikitpun dengan Tuhan, kita terlalu asik dengan kesibukan dan kesenangan kita, padahal yang menemani kita selalu ada disamping kita.

Jika anda seperti pemuda diatas, masuklah kamar dan kunci pintu lalu berdoa kepada-Nya, maka hadirat-Nya akan segera kau rasakan jika kita sungguh-sungguh datang kepada Tuhan Yesus :)

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

Rabu, 19 Maret 2014

Kasih Seorang Bapa

 

     Ada seorang yang tua dan seorang yang muda, suatu hari seorang yang tua melewati tempat tinggal seorang yang muda ini rumahnya yang mewah dan suka berpesta pora, pada saat si bapa tua melewati rumah itu ia berpakaian seperti orang biasa saja dan terlihat kusut, si pemuda itu mengejek dan menertawakan bapa tua itu, si bapa tua itu hanya tersenyum dan lewat.

     Suatu saat si pemuda ini mengalami kebangkrutan dan kelaparan, harta kekayaannya habis tak tersisa satupun juga hanya pakaian yang dibadannya. Dan suatu saat si pemuda berjalan dan melewati rumah yang besar dan megah bagai istana, dilihat dari rumahnya dahulu kalah megah dengan rumah yang ia lihat sekarang, dilihatnya seorang bapa tua yang pernah ia lihat sebelumnya sedang bercerita dengan anak-anaknya, ternyata itu bapa tua yang lewat dirumahnya waktu dulu yang sempat ia hina dan tertawai dan ternyata bapa itu seorang yang kaya raya. Dilihat oleh bapa tua itu seorang pemuda yang tersungkur didepan rumahnya, ia merasa kasihan dan lalu didekati pemuda itu dan ia menyuruh anak-anak lainnya untuk mengambilkan makanan.

     Sang pemuda itu tersungkur dan menangis minta maaf kepada bapa tua itu, dikiranya bapa tua itu akan mengusirnya karena si pemuda pernah menghinanya. Sang bapa meminta pemuda itu tinggal dan mengangkat menjadi anaknya sebagai pewaris kekayaannya, karena jika ia menolak kelaparan dan kesusahan serta penderitaan oleh dunia akan menghimpit si pemuda itu. Tidak ada yang dapat pemuda itu balas sebagai ucapan terima kasih kepada bapa tua itu, selain menjadi hamba dari sang bapa dan setia melayaninya.

Sama seperti Bapa kita disurga mungkin dahulu kita pernah meremehkan-Nya, menghina-Nya dan bahkan membuat hal-hal yang menyakitkan hati Bapa, tapi Ia Bapa tidak memperhitungkan itu semua lagi jika kita balik kepada-Nya, kesedihan Bapa akan berubah menjadi sukacita bagi dunia, karena Tuhan itu Kasih, Tuhan itu penyayang dan panjang sabar (Lukas 15:11-32) .

Si Penjaga Rumah Yang Malas dan Rajin


tatakiki.centerblog.net

     Di suatu saat seorang Tuan memiliki dua rumah, dan suatu hari Tuan ini mempekerjakan dua orang di dua rumahnya itu untuk menjaga dan merawat selama si Tuan keluar kota dan ia mengharapkan hasil yang baik dari mereka karena mereka akan diberi upah.
    
    Si Tuan pergi dalam waktu yang sangat lama, dan para pekerja mulai melakukan pekerjaannya,
rumah pertama masih bagus dan mempunyai perabotan yang lengkap, namun rumah yang kedua mulai rapuh kelihatan tapi perabotan lengkap seperti rumah pertama. Perjalanan waktu yang sangat panjang menunggu si pemilik rumah kembali, terjadi banyak hal dalam kurun waktu itu, badai, goncangan, dan tekanan dari luar membuat kedua rumah itu harus diperhatikan penjaganya.

     Karena waktu yang sangat lama dan mereka tidak tahu kapan Tuan rumah akan kembali para penjaga yang bekerja mulai terasa biasa akan hal yang seharusnya mereka kerjakan, penjaga dirumah pertama yang masih kokoh itu, penjaganya mulai mengangap remeh pekerjannya, sehari-hari hanya lap, sapu, dan jaga rumah membuatnya bosan, dan membuat ia berpikir "tiga hari sekali saja saya bersihkan, buat apa dibersihkan sehari-hari, pemilik rumahnya juga belum tahu kapan datang".
Hal itu menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi seminggu sekali, perabotan mulai ada bercak dan goresan, namun ia tidak memperdulikannya.

     Sedangkan penjaga rumah yang kedua yang terlihat rapuh itu mungkin sewaktu-waktu bakal roboh, sejak pertama apa yang diminta Tuan rumah dikerjakan tanpa mengenal lelah, setiap hari dibersihkan, diperbaruhi tata letak perabotan dan berhati-hati, karena ia takut kalau ada barang yang pecah, ia tidak punya uang untuk mengantinya. Sampai suatu ketika si pemilik rumah datang dan melihat yang dikerjakan, penjaga dirumah pertama terkaget tidak disadarinya si pemilik rumah sudah kembali, padahal hari itu belum sempat dibersihkan dan dilihat si pemilik rumah itu si penjaga hanya
bermalas-malasan lalu diusir. Namun sukacita datang kepada penjaga kerumah kedua karena ia menanti-nantikan kedatangan tuan pemilik rumah, meski sudah mulai rapuh namun masih dijaga seperti sedia kala, dilihatnya rumah itu indah maka upahnya pun diberikan. :')

     Saudaraku, Kita manusia didunia hanya sementara kita harus menjaga rumah (tubuh kita) tetap utuh sampai pemiliknya (Tuhan) datang kembali, sebab Ia datang seperti pencuri (Wahyu 3:3) entah siang atau malam dia akan melihat rumahnya, sama seperti lima gadis bodoh yang membawa pelita tapi tidak membawa minyak dan lima gadis bijaksana yang membawa pelita dan juga minyak (Matius 25). Sebab itu berjaga-jagalah seperti penjaga rumah kedua yang giat mengerjakan pekerjaannya.
 
Copyright (c) 2010 Youth for Jesus . Design by WPThemes Expert
Blogger Templates by Buy My Themes.